jingga membakar rindu di kaki barat cakrawala
menenggelamkan resah yang menggantung samar pada kisi-kisi jiwa
diujung kelam
keraguan yang terperangkap malam
wahai engkau sebuah nama yang indah
yang telah kurajah
di wajah
semesta nan megah,
tiga kali sudah
daun akasia meranggas tinggalkan kisah
padanya kuungkap
hasrat, makna dan rahasia hidup
meski hanya hening
dan bayang duka dalam bening tatapku yang tak
bergeming
meski hanya ada bisu
dan desah galau dalam helaan nafasku yang hembus
satu-satu
setia lembayu masih membelai pucuk cemara
seperti aku, pun hanya tersisa raga
di sini, menanti disetiap ketika
untuk meniti rindu yang terbakar
untuk menjawab resah yang masih samar
disaat ranggas akasia
dan tarian pucuk cemara
mengurai helai demi helai asa tersisa
(dipentaskan pada festival puisi cinta 2006)
Selasa, 23 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar